Narkolepsi adalah gangguan pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement), yang membuat seseorang tidak dapat mengontrol rasa kantuknya, sehingga mereka mungkin tertidur kapan saja di tengah aktivitas yang sedang dijalani. Pada siklus tidur normal, manusia akan masuk ke dalam tahapan deep sleep setelah tidur selama 90 menit. Namun, sesaat setelah tertidur, penderita narkolepsi langsung masuk ke fase deep sleep.
Tipe narkolepsi
Ada dua jenis narkolepsi, yaitu narkolepsi tipe 1, sebelumnya dikenal dengan narkolepsi yang disertai katapleksi (kelemahan otot mendadak yang dipicu emosi seperti menangis, tertawa, atau ketakutan), dan narkolepsi tipe 2 yang tidak disertai katapleksi. Hampir 50% gejala muncul saat pasien berusia remaja. Narkolepsi ini sangat mengganggu aktivitas sosial dan kegiatan sehari-hari pasien.
Gejala narkolepsi
-
Excessive daytime sleepiness (EDS)
-
Katapleksi
Katapleksi adalah kelemahan otot di kedua sisi tubuh yang terjadi mendadak selama beberapa detik sampai beberapa menit, biasanya dipicu oleh emosi yang intens seperti rasa gembira, amarah, sedih, terkejut, atau ketakutan. Pasien biasanya sadar saat terjadi kelemahan otot. Pada penderita narkolepsi tipe 1, bisa terjadi paralisis tidur saat terbangun dari tidurnya. Biasanya penderita bisa mendengar apa yang sedang terjadi namun tidak bisa bergerak atau membuka mata.
-
Halusinasi
Halusinasi pada penderita narkolepsi terjadi saat jatuh tertidur atau saat baru bangun tidur. Biasanya, penderita narkolepsi seperti merasa ada orang lain di kamar tidur atau melihat wajah orang lain. Halusinasi bisa berbentuk suara, visual, atau sensasi seperti mimpi.
Narkolepsi dapat memengaruhi hubungan sosial penderita dengan lingkungan sekitarnya. Orang bisa dengan mudah salah paham, khususnya bila mereka belum pernah mengetahui adanya gangguan tidur seperti narkolepsi. Bahkan, penderitanya bisa diberi label yang buruk karena sering tertidur di tengah aktivitas atau pekerjaannya. Narkolepsi juga dapat menurunkan performa bekerja atau mengganggu kegiatan belajar di sekolah.
Penderita narkolepsi juga dapat cedera atau mengalami kecelakaan akibat tertidur di tengah aktivitasnya. Sangat berbahaya bila pasien jatuh tertidur saat sedang berkendara atau memasak. Biasanya, penderita narkolepsi cenderung obesitas karena metabolisme tubuhnya yang buruk. Pada orang obesitas, risiko sleep apnea atau henti napas saat tidur meningkat.
Penyakit ini bisa diatasi dengan obat, membiasakan mengambil tidur sebentar atau nap pada waktu-waktu tertentu, dan memelihara tidur yang berkualitas di malam hari, agar tidak jatuh tertidur di saat yang tidak bisa diduga. Bila Anda mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan terapi dan edukasi lebih lanjut mengenai penyakit ini.
- dr Hanifa Rahma